Chapter 6 - "Waktu Perpisahan dan Kenangan tentang Kakak"
[PoV:
Akihito]
"—Aku Pulang."
Setelah itu, demi keamanan
ku, aku diantar kembali ke apartemen dengan limusin yang dikemudikan oleh
Kagura-san.
Atau lebih tepatnya, aku
dipaksa.
Meskipun sudah lama tidak
bertemu, sepertinya Kanon-san masih terlalu protektif.
"Selamat datang
kembali, Kamu baik-baik saja?"
Sepertinya Charlotte-san
telah menunggu kepulangan ku, dia berdiri di pintu masuk dengan ekspresi
khawatir.
Melihat wajahnya, aku
merasa lega.
"Ya, aku baik-baik
saja. Permintaan ku juga didengarkan, dan sepertinya hal-hal akan berjalan
lebih lancar dari yang direncanakan. Bagaimana dengan Emma-chan?"
Biasanya Emma-chan akan
berlari menyambut ku, tapi dia tidak muncul jadi aku bertanya.
"Emma sedang merajuk
dan tertidur. Kemarin dan hari ini, dia begitu..."
"Ah, sepertinya aku
telah melakukan kesalahan..."
Emma-chan selalu
menantikan untuk bermain bersama di hari libur.
Namun, karena memiliki
urusan yang membuat ku harus pergi kemarin dan hari ini, dia merajuk karena
tidak bisa bermain.
"Tidak apa-apa,
urusan seperti itu tidak bisa dihindari. Malah, ini bisa menjadi pelajaran yang
baik untuk Emma."
"Terima kasih, aku
akan mencoba menyelesaikan masalah ini secepat mungkin."
"............"
"Charlotte-san?"
Aku tersenyum untuk
menenangkannya, tapi malah wajah Charlotte-san menjadi murung.
Apakah aku telah
mengatakan sesuatu yang menyedihkannya...?
"Akihito-kun, kamu
terlihat sangat lega..."
"Eh?"
"Pada akhirnya, aku
tidak bisa membantu Akihito-kun sama sekali..."
Oh, itu masalahnya...
Saat ini, aku sedang
bergerak sendiri tanpa bantuan Charlotte-san, dan menerima bantuan dari banyak
orang lain.
Charlotte-san mungkin
tidak suka melihat ku mencoba menyelesaikan masalah dengan orang lain daripada
dengan dirinya.
Aku juga tidak ingin
melihat Charlotte-san bergantung pada orang lain selain aku.
Aku kurang
mempertimbangkan perasaan ini.
"Kamu tidak perlu
khawatir, Charlotte-san. Cukup dengan kamu di sisi ku sudah lebih dari
cukup."
Aku berusaha menyampaikan
apa yang aku pikirkan agar dia tidak merasa terbebani.
Namun—sepertinya itu bukan
pilihan yang tepat.
"Akihito-kun, kamu
bahkan tidak membiarkan ku berada di sampingmu, bukan...?"
Benar, itulah yang dia
katakan.
Meskipun aku mengatakan
cukup dengan dia berada di sisi ku, namun sebenarnya aku tidak membiarkannya
bersama ku.
Jadi, wajar saja jika dia
merasa tidak puas dan cemas.
Mungkin ini yang ingin
dikatakan oleh Kanon-san.
"Maaf, itu benar...
Tapi, aku melakukan ini karena tidak ingin membuatmu merasa cemas..."
"Aku akan lebih cemas
jika tidak diberi tahu apa pun dan dijauhkan..."
Mengatakan bahwa kami
perlu berdiskusi, namun tanpa benar-benar berdiskusi—mungkin itu akan membuatku
terlihat buruk.
Pada akhirnya, mungkin ini
hanya ego ku.
Jika Charlotte-san tidak
suka, aku seharusnya berbicara dengannya dengan benar.
"Benar, maaf."
Aku meminta maaf dan
memeluk tubuh Charlotte-san.
Lalu, Mengelus kepalanya
dengan lembut.
"Mari kita duduk dan
bicara, ya?"
"Ya..."
Karena berdiri dan
berbicara mungkin melelahkan, aku membawa Charlotte-san ke ruang tamu.
Biasanya, aku akan duduk
terlebih dahulu dan menunggunya duduk di pangkuanku, tapi kali ini aku
mengangkatnya ala putri dan segera menurunkannya ke pangkuan ku saat duduk.
"Ah,
Akihito-kun..."
"Yah, terkadang
sesekali gpp kan."
Charlotte-san tampak
senang dan pipinya memerah, jadi aku senang telah melakukannya.
Aku berharap ini bisa
sedikit meredakan kekecewaannya.
"Sebagai pacar, maaf
telah membuatmu sedih terus-menerus."
Aku memeluknya dengan
lembut sambil meraih kepalanya dengan hati-hati.
Charlotte-san menempatkan
wajahnya di dada ku sambil menggelengkan kepalanya ke kiri dan kanan.
...Dia melakukan hal yang
cukup terampil.
"Aku hanya mengatakan
sesuatu dengan egois..."
"Tidak apa-apa,
katakan saja apa yang kamu mau. Karena kamu pacarku, lebih baik kamu jujur
tentang apa yang kamu inginkan, itu membuatku merasa lebih tenang."
Aku ingin melakukan apa
saja yang diinginkannya.
Namun, jika dia tidak
mengatakan apa yang diinginkannya, ada kalanya aku tidak tahu.
Itu sebabnya aku lebih
suka dia menjadi egois.
"Mungkin aku akan
banyak maunya nih...?"
"Tidak apa-apa kok.
malah, aku ingin kamu banyak meminta banyak hal."
"Bahkan jika aku
bilang jangan berbicara dengan gadis lain?"
Sambil tersenyum,
Charlotte-san mengatakan sesuatu yang sangat mengejutkan.
Aku pernah mendengar
tentang pacar yang posesif yang meminta untuk menghapus semua kontak dengan
lawan jenis, tapi ini mungkin pertama kalinya aku mendengar permintaan untuk
tidak berbicara.
Charlotte-san menatap
wajah ku dengan serius.
"Jika itu yang
benar-benar kamu inginkan, Charlotte-san, aku akan berusaha untuk tidak
berbicara sebisa mungkin."
Namun, mungkin aku bisa
membatasinya seminimal mungkin.
Meskipun itu berarti harus
meminta maaf pada Kanon-san, jika itu yang membuat Charlotte-san terluka, aku
akan melakukannya.
"Itu hanya bercanda.
Aku tidak menyangka kamu akan mempertimbangkannya dengan serius."
Ternyata Charlotte-san
tidak serius, dan dia tersenyum bingung.
Jujur saja, aku pikir
mungkin itu karena kecemburuannya yang mendalam, tapi karena dia baik, dia
tidak akan mengatakan hal seperti itu.
"Selama kamu bersikap
manis kepada ku, aku tidak keberatan jika kamu akrab dengan gadis lain."
Dia mengatakan itu sambil
menggosok-gosokkan pipinya ke dada ku.
Itu pasti cara dia untuk
meredakan kekecewaannya.
Dengan kata lain, dia
tetap tidak suka aku berteman dengan gadis lain.
Tapi jika dia bilang itu
tidak apa-apa, aku juga tidak akan menjauhkan hubungan kami.
Jika tidak, dia mungkin
akan merasa khawatir.
Mungkin dia bisa menjadi
gadis yang merepotkan, tapi bagi ku, itu malah terasa lucu.
"Aku juga suka
memanjakanmu, Charlotte-san. Kamu sangat menggemaskan saat manja."
"Ah!"
Ketika aku berbisik di
telinganya, Charlotte-san mengeluarkan suara yang tidak jelas dan tampak
kesakitan.
Melihat wajahnya yang
memerah sambil menutupinya dengan kedua tangan dan menggelengkan kepalanya dari
kiri ke kanan adalah pemandangan yang membanggakan.
Charlotte-san yang pemalu
itu menggemaskan.
"Akihito-kun, kamu
sengaja membuatku malu, kamu memiliki sisi jahat..."
Mungkin karena dia mengira
aku sedang menggoda, Charlotte-san membesarkan pipinya yang sudah merah sambil
merasa malu.
Dia seperti wujud
kegemasan itu sendiri, dan sambil tersenyum lembut, aku mengelus kepalanya
untuk menenangkannya.
"Ini benar-benar apa
yang aku pikirkan, lho?"
"Itu malah membuatku
malu..."
Charlotte-san menekan
wajahnya ke dada ku seolah-olah ingin menyembunyikannya.
Sepertinya dia tidak tahan
lagi.
"Perasaanku yang
menganggap Charlotte-san paling penting tidak berubah, dan aku selalu
menganggapmu yang paling menggemaskan."
"Ya, ya, kau sengaja
membuatku malu...!"
"Tidak, bukan
itu."
Aku tersenyum merespons
Charlotte-san yang menepuk-nepuk sambil protes.
Sungguh menyenangkan
bermain-main seperti ini.
"Jadi, antara Emma
dan aku, siapa yang lebih menggemaskan?"
Itu mungkin upaya balas
dendam darinya.
Dia sengaja bertanya untuk
membuat ku bingung.
"Kegemasan kalian
berbeda. Emma-chan menggemaskan seperti anak kecil atau adik, sedangkan
Charlotte-san menggemaskan sebagai objek cinta atau pacar."
"......Itu tidak
adil."
Aku menyampaikan jawaban
yang sudah ku siapkan, dan Charlotte-san meruncingkan bibirnya.
Aku sudah mempersiapkan
jawaban itu untuk saat aku ditanya oleh Emma-chan suatu hari nanti, tapi aku
tidak pernah menyangka bahwa itu akan berguna dalam situasi seperti ini.
Mungkin, tanpa disadari,
Charlotte-san juga memperhatikannya.
"Kalian berdua adalah
orang yang sangat penting bagiku."
"Terima kasih......
Aku juga menganggap Akihito-kun sangat penting......"
Charlotte-san, masih malu,
menatap mata ku dengan penuh gairah.
Kemudian dia menutup
matanya dan menyodorkan bibirnya.
———Tapi aku tidak
menciumnya.
Karena sekali aku
melakukannya, dia akan terbawa suasana dan kami tidak akan bisa berbicara lagi.
"Sebelum itu, ada hal
yang ingin aku diskusikan."
"............"
"Jangan buat wajah
sedih seperti itu. Ini akan cepat selesai."
Aku terburu-buru
menenangkan Charlotte-san yang tampak kecewa.
Yah, sebenarnya, aku yang
salah karena tidak menciumnya ketika suasana sudah mengarah kesana.
"Bagaimana jika ada
cara untuk menghapus reputasi burukku di mata publik sekarang juga, tapi aku
memilih untuk tidak melakukan apapun, apa pendapat Charlotte-san?"
Meski aku sudah memiliki
jawaban untuk pertanyaan itu di dalam hatiku, aku ingin mendengar pendapatnya
karena dia merasa tidak terlibat.
Mungkin karena ini adalah
pembicaraan yang serius, Charlotte-san tampak mengubah sikapnya dan tersenyum.
"Aku akan menghormati
keputusanmu. Pasti ada alasan untuk itu. Aku akan mengikuti Akihito-kun, tidak
peduli jalan mana yang kamu pilih. Meski ini adalah kata-kata yang sudah sering
aku ucapkan, jika ada kesulitan yang menanti, mari kita hadapi bersama."
Seperti biasa, dia
tampaknya selalu berada di pihakku.
Mendapat kepercayaan
mutlak dari seseorang itu sungguh menyenangkan.
Mungkin dengan sengaja dia
mengatakan "mari kita hadapi bersama" itu juga berarti dia ingin aku
lebih mengandalkannya.
"Terima kasih, aku
akan mencoba melakukannya dengan cara yang aku percayai. Dan dari sekarang, aku
akan selalu berkonsultasi denganmu."
Sambil berkata demikian,
aku mencium Charlotte-san dengan tiba-tiba.
Dia tampak terkejut
sejenak dan tubuhnya mengeras, tapi kemudian dia segera rileks dan membiarkan
dirinya diserahkan padaku.
◆
——Setelah itu, dengan
bantuan dari Akira, Riku, Kosaka-san, Shimizu-san, Miyu-sensei, serta Kanon-san
dan Kagura-san, aku mulai membuat video.
Karena Karin tampaknya
tidak suka syuting video, jadi aku tidak mengajaknya.
Charlotte-san merupakan
salah satu pihak yang terkait, jadi dia tidak ikut dalam video, namun dia
mendukung ku.
Aku mempertimbangkan untuk
mengajak Nikaido-san yang memiliki pengaruh, tetapi karena dia belum begitu
mengenal ku, aku memutuskan untuk tidak melibatkannya kali ini.
Pengambilan gambar dengan
teman-teman sekolah ku cukup mudah karena dilakukan di kelas, tetapi untuk
Kanon-san dan Riku, aku harus mendatangi mereka, yang sedikit merepotkan.
Yang paling sulit adalah
mengedit video yang tidak ku kuasai.
Dan setelah video selesai
dibuat—dengan bantuan Kanon-san, aku dan Charlotte-san mendatangi presiden
perusahaan Himeragi.
Emma-chan, untuk
menghindari kegaduhan, aku titipkan pada ibunya.
Sekarang, semua persiapan
sudah lengkap.
"——Mengapa kau
membawa pacarmu dan meminta untuk bertemu, apa maksudmu? Meskipun hari Sabtu,
aku punya pekerjaan yang harus dilakukan, tahu?"
Pria dengan rambut slick
back dan kumis—Presiden Himeragi, tampak sangat tidak senang saat menatap kami.
Dari sudut pandangnya,
mungkin wajar jika dia bersikap kasar kepada kami, tapi sikapnya yang
terang-terangan membuat perasaan negatif muncul dalam hatiku.
"Ayah, meskipun dia
adalah putra mu, aku pikir sikap seperti itu tidak pantas?"
Kanon-san, yang duduk di
sebelah kananku, menatap ayahnya dengan ekspresi yang ingin mengatakan sesuatu.
Untuk urutan duduk kali
ini, aku duduk di tengah, dengan Kanon-san di sebelah kanan dan Charlotte-san
di sebelah kiri, dan Presiden Himeragi duduk di depan ku.
Tentu saja, yang duduk di
tempat paling terhormat yang jauh dari pintu adalah Presiden Himeragi.
Presiden Himeragi itu
mencemooh dengan hidungnya dan menatapku seolah merendahkan.
"Ha, anak? Aku belum
mengakuinya sebagai bagian dari keluarga Himeragi, bukan?"
"............"
Menghadapi Presiden
Himeragi yang mengejek, Charlotte-san tampak ingin mengatakan sesuatu dengan
wajah yang berubah.
Aku tidak melewatkan itu
dan mengambil tangannya.
Lalu dengan diam-diam aku
menggelengkan kepala, menahan amarah Charlotte-san.
Kami tidak boleh emosi di
sini.
Semakin kami emosi,
semakin kami akan terjebak dalam permainan Presiden Himeragi.
Dia sengaja memprovokasi
untuk membuat kami tergelincir dalam kata-kata atau untuk mencari kesalahan
pada sikap Charlotte-san, dengan tujuan untuk memisahkan kami.
Tidak ada gunanya
terpancing.
Kanon-san, yang menyadari
ini, menarik napas dalam dan menatap Presiden Himeragi.
"Marilah kita masuk
ke topik utama. Ayah juga tahu bahwa reputasi buruk Akihito telah menyebar di
sosmed, bukan?"
"Hm, aku tidak
tertarik."
"Apakah kamu yakin
dengan apa yang kamu katakan? Bukankah Ayah adalah sumber dari semua masalah
ini?"
Reputasi buruk ku terutama
berkaitan dengan kejadian di turnamen nasional saat aku masih di SMP.
Dan orang yang menciptakan
peristiwa itu adalah Presiden Himeragi yang duduk dengan santai di depan ku.
Tidak berlebihan untuk
mengatakan bahwa dialah yang membuat kehidupan ku, Akira, dan Kanon-san menjadi
kacau.
"Aku hanya menerima
imbalan untuk mengambil Akihito. Apa masalahnya?"
"Imbalan untuk
mengambil? Itu tidak benar, kan? Sebenarnya ayah berencana untuk memanfaatkan
Akihito dari awal, bukan? Bahkan ayah menghancurkan panti asuhan tempat Akihito
tinggal."
"Eh...?"
Informasi yang belum
pernah ku dengar sebelumnya muncul, dan aku terkejut menatap Kanon-san.
"Aku merasa ada yang
aneh karena timingnya terlalu pas, jadi aku telah menyelidikinya di masa lalu.
Dan ternyata, pemilik panti asuhan tersebut memiliki hubungan dengan Ayah, dan
Ayah telah memberikan tekanan."
Mengapa aku tidak
memikirkan kemungkinan itu?
Memang, sekarang aku
sadar, semuanya terlalu berjalan dengan lancar untuk keuntungan Presiden
Himeragi.
Aku pikir dia mengambil ku
karena aku memiliki nilai guna, tetapi sejak awal dia sudah memperhatikan ku
untuk digunakan dalam transaksinya, dan dengan menghilangkan tempat ku berada,
dia telah menjadikan ku pionnya.
Dia adalah pria yang
rendah dan keji...
"Jika itu benar, apa
yang akan kamu lakukan? Akan kamu tuntut aku?"
Meskipun kejahatannya
telah terbongkar, Presiden Himeragi tidak kehilangan ketenangannya.
Jika menuntut seseorang
dari konglomerat besar, sudah jelas bahwa kami yang akan kalah.
Tidak ada rencana untuk
melakukan hal yang sia-sia seperti itu, dan tidak perlu juga.
"Kami juga tidak
sebodoh itu."
"Huh, bukan begitu?
Kalian seharusnya diam saja dan menuruti ku——"
"——Namun, kami tidak
berniat untuk hanya menangis dan tidur."
"Apa...?"
Kata-kata Kanon-san
membuat Presiden Himeragi untuk pertama kalinya mengerutkan keningnya.
"Kanon-san, biarkan
aku yang mengurusnya dari sini."
"Baiklah,
silakan."
Pendahuluan sudah selesai,
sekarang giliran ku.
Aku mengambil ponsel dari
saku dan menunjukkan layarnya kepada Presiden Himeragi.
"Apa ini?"
"Seperti yang Anda
lihat, ini adalah video yang aku minta teman-teman ku untuk membantu
syuting."
Ini adalah video di mana
Riku, yang mengetahui masa lalu ku, Akira yang mengetahui masa lalu dan
sekarang, serta Kousaka-san.
Dan sekarang, Shimizu-san
dan Miyu-sensei menjelaskan tentang bagaimana aku sebagai manusia.
Di akhir, ada Kagura-san,
yang berpakaian sebagai pembantu, yang menceritakan kebenaran tiga tahun lalu,
dan menampilkan video ku yang dilarang.
Alasan Kagura-san yang
melakukan peran ini, bukan Kanon-san, adalah karena jika Kanon-san yang
melakukannya, mungkin akan ada orang yang menganggapnya aneh, jadi kami
memutuskan untuk membuatnya dalam bentuk pengakuan dari seorang pembantu.
"Di sini ada
kesaksian dari teman-teman yang menceritakan tentang kepribadian ku, dan
pengakuan serta bukti atas apa yang Anda lakukan tiga tahun lalu."
Aku tidak berbicara hal
yang tidak perlu, hanya menyampaikan fakta.
Lalu...
"Hahaha, apakah kau
bodoh!?"
Presiden Himeragi tertawa
terbahak-bahak.
"Apa yang lucu?"
"Seorang pelajar
membuat video dan itu akan menjadi apa? Kau pikir semua orang akan bersimpati
padamu!? Akhirnya kau akan ditertawakan karena melawan perusahaan besar,
bodohnya!"
"Benarkah
begitu?"
Aku bermain-main dengan
ponsel dan membuka situs video.
"Ini adalah salah
satu orang yang berpartisipasi."
Aku menunjukkan channel
Riku.
Jumlah subscriber di sana
telah melebihi tiga juta orang.
"Dia adalah pemain
sepak bola yang tidak fokus pada membuat konten video. Bahkan hanya melihat
situs video saja, dia punya banyak penggemar, dan karena juga muncul di
televisi, dia punya banyak penggemar bahkan di antara orang-orang yang tidak
menonton video online."
"Lalu apa
maksudmu?"
"Tidak mengerti?
Penggemar adalah orang-orang yang berpengaruh, kecuali jika sesuatu yang sangat
buruk terjadi, akan mendukung idolanya baik atau buruk. Dan jika idolanya
mengatakan sesuatu, tidak peduli apa yang orang lain katakan, banyak yang akan
percaya. Tidak hanya itu. Banyak dari penggemarnya adalah generasi muda, dan
mereka akan menyebarluaskannya di sosmed dalam sekejap, sama seperti reputasi
buruk ku menyebar dengan cepat."
Aku menjelaskan dengan
sopan sambil menatap mata Presiden Himeragi.
"Dan satu lagi.
Orang-orang yang suka menyerang di internet cenderung ingin menyerang orang
yang sukses lebih banyak. Jika mereka mendengar tentang kejahatan atau kejadian
yang tidak menguntungkan dari Presiden Himeragi yang namanya dikenal bahkan di
luar negeri, mereka akan dengan senang hati ikut menyerang. Terlebih lagi, Anda
yang telah melibatkan banyak siswa demi kepentingan pribadi, publik tidak akan
memaafkan. Lalu Anda akan terpaksa bertanggung jawab karena telah menurunkan
citra perusahaan."
Aku tahu betul seberapa
merepotkan internet itu, karena aku telah mengalaminya sendiri.
Dan dengan perhatian yang
sedang terfokus saat ini, aku bisa membuat banyak orang melihatnya, dan
mendapatkan dukungan tidak hanya dari penggemar Riku tapi juga dari orang lain
yang bersimpati.
Itu semua berkat Kanon-san
yang membawa bukti yang menentukan, dan berkat Kagura-san yang bahkan bersedia
mengkhianati majikannya untuk berpihak pada kami.
Namun, itu bukan
satu-satunya alasan.
Beruntungnya, berkat Riku
yang mendapatkan banyak penggemar, orang-orang yang awalnya netral menjadi
lebih cenderung untuk mendukung kami.
Orang-orang yang netral
cenderung menunggu dan melihat opini orang lain, sehingga mereka mudah
terpengaruh oleh apa yang dikatakan oleh banyak orang.
Jujur, tanpa Riku, tidak
peduli berapa banyak bukti yang kami miliki, kami mungkin tidak akan
mendapatkan simpati seperti yang Presiden Himeragi katakan.
Namun, dengan semua
kondisi menguntungkan ini yang kami miliki, jika video ini tersebar di
masyarakat, posisi Presiden Himeragi akan terancam.
"Jadi, kamu mencoba
mengancam ku?"
Mata Presiden Himeragi
menjadi tajam, dan dia menatap ku dengan tatapan tajam.
"Tidak, ini
negosiasi."
"Negosiasi, katamu?
Ha, pasti kamu akan mempublikasikan video itu setelah syarat-syaratmu diterima,
bukan? Karena tanpanya, kamu tidak akan bisa menghapus reputasi burukmu saat
ini. Jadi, tidak perlu bagi ku untuk mendengarkan."
Presiden Himeragi
menyimpulkan sendiri dan mencoba mengakhiri percakapan.
Dia ingin mengatakan bahwa
jika aku tidak lagi perlu mematuhi janji, aku akan mempublikasikannya untuk
menyelamatkan diri ku sendiri.
"...Omong-omong, kamu
sadar tidak? Apa yang kamu coba lakukan juga akan menyakiti Kanon."
Aku pikir dia sudah
memutuskan bahwa aku akan mempublikasikan video itu, tetapi Presiden Himeragi
menatap ku dengan mata penuh tantangan dan tersenyum sinis.
Seolah-olah dia telah
menemukan kelemahan ku.
"Sejak kecil, orang
yang telah menggunakan uang sakunya sendiri untuk mengurusmu, kamu akan
mengkhianatinya. Apakah kamu benar-benar bisa melakukan hal seperti itu?"
Selama masa SMP, dia pasti
sudah menyelidiki banyak tentang ku.
Selama itu, dia memahami
jenis manusia apa aku dan dengan membawa Kanon-san ke dalam pembicaraan, dia
mungkin yakin bahwa aku tidak akan mempublikasikan video itu, meskipun menolak
permintaannya.
...Yah, mungkin itu yang
akan aku lakukan di masa lalu.
Mungkin apa yang dia
katakan sebelumnya tentang "bagaimanapun kamu akan mempublikasikannya,
jadi tidak perlu negosiasi" adalah hanya gertakan.
"Sayangnya, aku dan
Kanon-san sudah siap untuk ini. Jika negosiasi berhasil, aku bersedia untuk
mengesampingkan reputasi buruk yang menyebar tentang ku, dan sebaliknya, jika
negosiasi gagal, aku akan tanpa ragu mempublikasikan video ini. Bahkan jika itu
akan menyulitkan Kanon-san. Yang paling penting bagi ku adalah masa depan ku
dengan Charlotte-san, jadi aku tidak akan memilih cara dan aku tidak peduli
tentang reputasi buruk."
Aku telah merenungkan
banyak hal—apakah aku harus menentang orang yang telah membantu ku.
Setelah berpikir panjang,
aku memutuskan untuk menarik busur demi masa depan ku dengan Charlotte-san.
Dengan dorongan dari
Kanon-san, aku tidak ragu lagi sekarang.
Mengenai reputasi buruk,
jika itu dapat melindungi masa depan ku dengan Charlotte-san, aku akan
menerimanya dengan senang hati.
Untungnya, sepertinya para
siswa di sekolah berada di pihak ku, dan aku sudah berdiskusi dengan Kanon-san
tentang hal-hal seperti keamanan.
Yang terpenting, tidak
peduli apa yang dikatakan orang, aku siap menghadapinya dan melaluinya bersama
Charlotte-san.
Aku tidak memiliki apa pun
untuk ditakuti.
"Hmm... baiklah, mari
kita dengarkan isi negosiasi yang kamu bicarakan."
Setelah memutuskan bahwa
aku tidak akan mundur, Presiden Himeragi memejamkan mata dan bersandar di
kursinya.
Akhirnya, dia tampak
bersedia untuk mendengarkan.
"Ada dua hal yang
saya minta. Pertama, dari sekarang ke depan, tolong jangan campuri urusan saya,
keluarga Bennett, dan juga Kanon-san. Tentu saja, semua pengaturan yang Anda
buat secara sepihak seperti pertunangan harus dibatalkan."
Itu adalah sesuatu yang
mutlak diperlukan.
Jika Presiden Himeragi,
dia tidak hanya akan mencampuri urusan ku, tetapi mungkin juga keluarga
Bennett.
Apalagi dengan Kanon-san
sebagai ayahnya, dia mungkin tidak punya pilihan selain menuruti.
Karena itu, kami harus
membuat Presiden Himeragi berjanji untuk tidak campur tangan dalam urusan kami.
Untuk itu, aku
berkonsultasi dengan Kanon-san untuk menggunakan video sebagai alat negosiasi,
bukan untuk segera dipublikasikan.
Mengenai pertunangan, aku
masih hanya dalam daftar calon, tetapi sepertinya Kanon-san sudah ditentukan.
Tampaknya dia sudah
memiliki tunangan, tetapi Kanon-san tidak menyukai orang tersebut dan tidak
berniat untuk menikah.
Bagaimanapun juga, aku
harus membuatnya membatalkan pertunangan itu di sini.
"Dan yang kedua,
tolong jangan ganggu Kagura-san."
Sudah jelas dari sudut
pandang Presiden Himeragi bahwa Kagura-san telah membantu kami kali ini.
Apalagi, Kagura-san adalah
orang yang telah dianggap paling penting oleh Kanon-san sejak lama, jadi
sepertinya Presiden Himeragi tidak menyukainya.
Meskipun tampaknya dia
tidak akan mengganggu Kagura-san karena kemampuannya yang tinggi dan karena dia
berasal dari keluarga yang telah melayani dengan baik sejak lama, tidak ada
jaminan bahwa dia tidak akan melakukan sesuatu pada Kagura-san karena dendam
atas insiden ini.
Aku harus memastikan hal
itu juga tidak terjadi.
"Jika Anda berjanji
untuk dua hal ini, kami tidak akan mempublikasikan video ini."
"Hmmm, begitu
kah..."
Presiden Himeragi
mengatakan itu dan menjadi diam.
Kami tidak meminta sesuatu
yang besar.
Kami hanya menuntut hak
yang seharusnya kami miliki.
Ini seharusnya tidak
memberikan dampak besar pada Presiden Himeragi, jadi dia mungkin akan
menyetujuinya—.
"Aku merasa
diremehkan."
Sepertinya tidak akan
sesederhana itu.
"Sepertinya kamu lupa
bahwa aku adalah orang yang tidak memilih cara demi mencapai tujuan. Kamu
seharusnya melakukan negosiasi diluar jika kamu ingin. Jangan berpikir kamu
bisa pergi dari rumah ini dengan selamat."
Presiden Himeragi telah
memutuskan bahwa dia tidak bisa membujuk kami.
Sepertinya dia akan
menggunakan kekuatan.
Dia menepuk-nepuk
tangannya seakan memberi isyarat kepada seseorang.
Mungkin sebentar lagi
banyak pelayan yang akan muncul—.
Tapi yang aku pikirkan
itu—.
"—Apakah Anda lupa
siapa anak perempuan itu?"
Yang masuk ke ruangan
adalah seorang wanita cantik dengan rambut perak yang panjang dan berkilau,
tersenyum manis dengan aura ramah.
Wanita itu mendekati kami
dengan gerakan anggun yang mengungkapkan kelembutan.
Yang paling penting, aku
mengenali suara jernih dan menyenangkan itu.
"Kakak,
perempuan...?"
Dia adalah—wanita yang
telah merawat ku ketika aku masih kecil, tidak ada kesalahan.
Wajah dan suara yang ku
ingat dari masa kecil, meskipun sekarang terlihat sedikit lebih tua.
Namun, dia masih terlihat
sangat muda.
Tapi, kata-kata berikutnya
dari Charlotte-san memberi ku kejutan.
"Ibu...? Kenapa kamu
di sini...?"
"Ibu...?"
Artinya, wanita itu adalah
ibu Charlotte-san...?
Dengan kata-kata itu
sebagai pemicu, semua bagian yang sebelumnya aku anggap aneh dalam ingatan ku
mulai terhubung.
Mengapa aku berpikir
Charlotte-san mirip dengan wanita yang ku kagumi.
Mengapa Charlotte-san,
yang tampaknya memiliki latar belakang yang baik, tinggal di apartemen yang
sama dengan ku.
Mengapa—seorang wanita
muda seperti Kanon-san mendekati ku ketika masih kecil.
Tampaknya kami telah
ditarik-tarikan di telapak tangan Kanon-san dan wanita itu.
"Kamu sudah besar,
Akihito-kun."
Wanita itu—tidak, ibu
Charlotte-san, tersenyum kepada ku.
Aku menjadi bingung dan
sedikit malu, secara refleks mengalihkan pandangan ku.
Sebaliknya, Charlotte-san
mulai melihat bolak-balik antara wajah ku dan ibunya dengan ekspresi terkejut.
"Tidak, sudah lama
tidak berjumpa..."
"Sungguh, sudah lama
sekali ya. Nah, ada banyak hal yang ingin aku bicarakan, dan banyak penjelasan
yang harus aku berikan... tapi sebelum itu, ada satu hal yang ingin aku katakan
terlebih dahulu."
Ibu Charlotte-san
berbicara sambil mendekati ku.
Kemudian, dia menempatkan
tangannya dengan lembut di pipi ku.
"Aku datang untuk
menepati janji. Memang butuh waktu hampir sepuluh tahun, tapi..."
Sambil berkata demikian,
ibu Charlotte-san tersenyum lembut.
Namun, aku merasa malu dan
tidak bisa menatap wajahnya.
"Aku sudah pikir kamu
lupa..."
"Tidak mungkin aku
lupa. Itu adalah janji penting yang ku buat dengan Anda."
Aku merasakan panas di
dada dan kepala ku sambil berusaha menahan perasaan ku.
Masih belum boleh lengah.
"Nah, ada banyak hal
yang ingin aku bicarakan, tapi ada hal yang harus diselesaikan terlebih
dahulu."
Ibu Charlotte-san berdiri
dan menatap wajah Presiden Himeragi.
Ekspresi Presiden
Himeragi, yang sebelumnya penuh kemenangan, sekarang jelas terlihat gelisah dan
tidak tenang.
Siapakah sebenarnya kakak
perempuan itu...?
"Presiden Himeragi,
saya harap tidak, tapi apakah Anda mencoba mengganggu putri saya yang
manis?"
"Tidak, tentu saja
tidak. Saya hanya ingin menegur anak-anak saya yang telah mengatakan hal yang
tidak pantas."
Apakah dia sangat takut
pada ibu Charlotte-san hingga presiden yang sombong itu tunduk padanya.
Dia bahkan berusaha
menyamarkan kata-katanya dan berusaha untuk mendekati dengan menyebut ku
"anak".
"Tapi tidak tampak
seperti itu bagi saya. Dan sebenarnya, saya juga memiliki sesuatu yang ingin
saya tunjukkan kepada Presiden Himeragi."
Ibu Charlotte-san, sama
seperti ku, mengoperasikan ponselnya dan menunjukkannya ke Presiden Himeragi.
"——Ah, ya, saya
ingat. Saya tidak menyangka Presiden Bennett ingin mendengar cerita seperti
itu."
"Hihi, saya juga
tertarik dengan percakapan umum seperti itu. Apa jenis transaksi yang Anda
lakukan dengan Presiden Himeragi?"
Sepertinya dia menunjukkan
video.
Suara pria yang dalam dan
suara ibu Charlotte-san terdengar.
Dan wajah Presiden
Himeragi memucat dengan cepat.
Mungkin, jika
mempertimbangkan waktu, itu adalah pihak yang digunakan untuk transaksi yang
melibatkan ku.
Tentu saja, video terus
berlanjut, dan pihak lain mengungkapkan semua detail transaksi yang telah
dilakukan.
Dia tampaknya pandai
mendengarkan, membuat orang lain bicara dengan mudah.
"Setelah saya
mendapat kepercayaan mereka dan bertanya tentang insiden tiga tahun lalu,
mereka dengan senang hati memberi tahu saya segalanya tanpa menyadari bahwa
mereka sedang direkam. Jika bukti ini ditambahkan, kredibilitas video
Akihito-kun akan meningkat secara signifikan, dan pada saat yang sama, reputasi
Anda akan jatuh bersama pria ini."
Ibu Charlotte-san tanpa
ampun menekan Presiden Himeragi.
Dia seperti wanita karir
yang hebat dalam pekerjaannya.
"Ibu Charlotte-san
adalah seseorang yang bahkan ayah tidak bisa mendominasi. Sebagai mitra bisnis
besar, posisi kami lebih rendah."
Sambil mengamati keduanya,
Kanon-san memberitahuku secara diam-diam.
Itulah sebabnya Presiden
Himeragi terlihat panik.
Namun demikian—jika
keluarga Himeragi berada di posisi yang lebih rendah, apakah itu berarti ibu
Charlotte-san adalah presiden perusahaan yang sangat besar...?
Jika itu masalahnya,
apakah Charlotte-san adalah wanita muda yang sangat terhormat...?
Aku menoleh ke arah
Charlotte-san.
Dia tampak bingung saat
menatap ibunya, tetapi ketika dia menyadari ku memperhatikannya, dia menekan
tangan yang terikat dengan erat.
Dia tampaknya tidak
mengerti situasi dengan baik dan merasa tidak aman.
Jika ini membuatnya merasa
lebih tenang, aku memutuskan untuk membiarkannya melakukan apa yang dia
inginkan.
"Apa yang akan Anda
lakukan? Apakah Anda akan melawan kami sepenuhnya, atau akan Anda terima
syarat-syarat yang Akihito-kun ajukan? Silakan pilih yang Anda suka."
Ibu Charlotte-san
tersenyum menunggu jawaban dari Presiden Himeragi.
Aku berpikir bahwa dia
juga cukup licik, tapi karena dia berpihak pada kami saat ini, aku memilih
untuk diam dan mengamati bagaimana keadaan berlangsung.
"Baiklah, saya akan
menerima kondisi tersebut."
Dan, tampaknya Presiden
Himeragi memutuskan bahwa melawan kami terutama setelah ibu Charlotte-san
bergabung dengan kami akan merugikan, jadi dia memilih untuk menyerah.
"——Tentu saja, Anda
harus meminta maaf kepada Akihito dengan sungguh-sungguh, ya?"
Cerita tentang bagaimana
Presiden Himeragi menundukkan kepalanya dengan wajah yang dipenuhi dengan rasa
malu karena kata-kata Kanon-san, hanyalah cerita di antara kita saja.
Previous || Daftar isi || Next